Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah Ukraina melancarkan serangan terhadap pesawat pengebom strategis milik Rusia. Serangan ini terjadi di wilayah udara dekat perbatasan, memicu respons keras dari Moskow. Pemerintah Rusia menyatakan bahwa Ukraina sengaja menargetkan pesawat militer yang sedang melakukan patroli rutin.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa satu pesawat terkena kerusakan serius, meski berhasil mendarat darurat. Pilot dan kru berhasil menyelamatkan diri, namun insiden ini memicu kemarahan Presiden Vladimir Putin. Ia langsung menggelar pertemuan darurat dengan pejabat tinggi militer dan keamanan negara.
Dalam pernyataan resminya, Putin menegaskan bahwa Rusia tidak akan tinggal diam. Ia menyebut tindakan Ukraina sebagai provokasi serius yang mengancam stabilitas kawasan. “Kami akan menyiapkan respons yang sepadan dan terukur untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujar Putin dalam siaran televisi nasional medusa88 alternatif.
Ukraina, di sisi lain, belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Namun beberapa pejabat militer di Kyiv mengisyaratkan bahwa mereka hanya membela wilayah udara mereka dari ancaman militer asing.
Para pengamat menilai bahwa insiden ini bisa memperburuk konflik yang telah berlangsung sejak 2022. Mereka memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat mendorong kedua negara ke arah konfrontasi yang lebih terbuka, bahkan di luar wilayah Ukraina dan Rusia.
Masyarakat internasional kini memantau situasi dengan cermat. Beberapa negara menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan mengutamakan jalur diplomasi. Namun, dengan Rusia yang mulai menyiapkan tindakan balasan, dunia kembali dihadapkan pada kekhawatiran akan meningkatnya intensitas perang di kawasan Eropa Timur.